Penulis: Everest Sabrina Haura Islam
MANOKWARI, IJPN.OR.ID- Bulan suci Ramadan, takjil telah menjadi tradisi yang melekat dalam budaya masyarakat Indonesia, terutama menjelang berbuka puasa.
Jualan takjil di sore hari menjadi bagian penting menandai waktu berbuka puasa. Di Kabupaten Manokwari misalnya, masyarakat ramai berdatangan untuk berjualan dan berburu takjil pada sore hari.
Berdasarkan pantauan di lapangan pada Sabtu (23/03/2024), penjual takjil ramai berdatangan, untuk membuka lapak mereka di sepanjang jalan raya Amd wosi, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Baca berita: Soal Kebersihan di Fakultas Sastra dan Budaya Unipa, Begini Tanggapan Mahasiswa
Disini ada beragam jenis takjil yang di jual. mulai dari makanan ringan seperti kue hingga makanan berat, yakni nasi dan lauk pauk. Selain itu, ada juga berbagai minuman yang disajikan di setiap lapak.
Salah satu penjual takjil bernama Jumra (35) yang berjualan kue dan minuman di pinggir jalan raya Amd Wosi menceritakan pengalamannya.
Jumra mulai membuka lapaknya pada pukul 13:00 WIT sesudah menggoreng kue jualannya.
“Kue kalau sudah di goreng harus langsung di bawa kesini dan langsung dijual supaya pembeli bisa membeli kue dalam keadaan panas-panas,” ujarnya.
Lebih lanjut, Jumra mengatakan, ia berjualan di sini hanya setiap bulan suci Ramadan, terutama saat menjelang buka puasa.
“Tahun ini, tahun ketiga saya berjualan takjil di tempat ini setiap bulan ramadan,” ujarnya.
Baca juga: Antusias Mahasiswa Biak dan Supiori Ikuti Pelatihan Jurnalistik IJPN
“Kue memang paling cepat habis. tadi yang datang beli kue cuma satu orang terus di borong semuanya,” tutup Jumra. (Redaksi).