Penulis: Fransiskus Taa
Di Papua banyak orang mencita-cita dan mengharapkan sekolah berpola asrama. Hal ini sebagai salah satu cara mendidik anak-anak di Papua. Pendidikan berpola asrama menjadi salah satu solusi mendidik dan menghasilkan generasi muda Papua yang berkualitas dan berkarakter..
Saya beruntung, sebab kini menjadi salah satu bagian dari penghuni di Asrama Putra Mendel SMA Katolik Villanova, Manokwari, Provinsi Papua Barat. Salah satu asrama yang memiliki pola pembinaan sangat baik di Provinsi Papua Barat. Tinggal di asrama adalah pilihan yang saya pilih sendiri.
Jika dilihat teryata pendidikan berpola asrama yang ada di tanah Papua bukanlah tempat yang baru, sebab sudah ada sejak awal para misionaris datang ke tanah Papua. Pendidikan berpola asrama dianggap sebagai salah satu pola pembinaan yang tepat bagi anak-anak Papua.
Baca juga: Pengenalan Asrama, Prof Ave Lefaan Berikan Motivasi Kepada Para Mahasiswa IPMT Jayapura
Namun, setelah reformasi dan lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus (Otsus) bagi Papua, maka muncullah berbagai asrama-asrama mahasiswa yang dibangun oleh pemerintah daerah di Papua berdasarkan kedaerahan masing-masing. Bahkan, asrama mahasiswa milik pemda ini menjamur diberbagai kota studi yang ada di Papua maupun luar Papua.
Asrama mahasiswa yang dibangun oleh pemda di Papua berbeda dengan asrama yang dikelola oleh misionaris Katolik hingga saat ini. Dimana para romo (pastor) dan suster biarawati yang menanganinya secara langsung. Saya melihat pola pembinaan di asrama Katolik berbeda dengan asrama mahasiswa yang dibangun dan dikelola oleh pemda di masing-masing daerah.
Bagi saya, asrama yang dijalankan oleh misi Katolik melalui para pastor dan suster biara berbeda dengan asrama yang ada dibawah naungan pemda. Asrama siswa dan mahasiswa Katolik yang dikelola oleh para pastor dan suster biara memiliki pola pembinaan dan didikannya dilakukan diberbagai aspek, terutama mental dan spiritual selama berada di asrama. Hal inilah yang saya rasakan ketika berada di Asrama Putra Mendel.
Dengan pendidikan berpola asrama, saya berharap dapat menghasilkan pendidikan yang holistik atau menyeluruh. Apa yang dimaksud dengan holistrik, yaitu asrama menjadi tempat pembinaan intelektual dan pembentukan karakter serta dapat berperilaku baik kedepannya.
Selain itu, aspek emosional menjadi salah satu yang sangat diperhatikan dalam kehidupan berpola asrama seperti di Asrama Putra Mendel. Dengan adanya pembina seorang pastor dan suster biara, maka dapat membantu dalam pembinaan-pembinaan yang dilakukan setiap harinya. Kemudian, diajarkan tentang nilai kasih dan kekeluargaan sebagai satu saudara di dalam asrama.
Nilai lain yang tak kala penting adalah pembinaan spiritual yang dilakukan dalam bentuk kegiatan-kegiatan rohani, baik di dalam asrama maupun di gereja. Dengan pola pembinaan semacam ini, maka akan bermanfaat bagi para siswa dan mahasiswa di waktu yang akan datang. Pembinaan-pembinaan di dalam asrama Katolik wajib diikuti oleh seluruh penghuni. Hal inilah yang saya rasakan ketika memilih tinggal di Asrama Putra Mendel SMAK Villanova.
Baca juga: IJPN Gelar Workshop Literasi Digital dan Jurnalistik Kepada SMA YPPK Taruna Tagasa di Keerom
Asrama Putra Mendel dibangun oleh pastor-pastor dari Ordo Santo Agustinus (OSA). Oleh karena itu, tak heran jika pola pembinaannya pun dilakukan dengan mengacu pada semangat para agustian dengan mengikuti Santo Agustinus sebagai guru dalam membangun pendidikan berpola asrama yang ada di Villanova Manokwari.
Di Asrama Putra Mendel SMAK Villanova, saya melihat adanya pembinaa fisik lainnya dengan penyediaan sarana dan prasarana seperti, basket, volley, futsal dan lain sebagainya. Hal ini sebagai sarana olahraga yang sangat penting dalam kehidupan para siswa selama menempuh pendidikan dan tiggal di asrama. Ini semua adalah bagian dari proses pendidikan yang menyeluruh. (***).
Penulis adalah Siswa Kelas XII IPS SMAK Villanova, Sekaligus Penghuni Asrama Katolik Mendel